Sejarah dan 5 Alasan Melakukan Pendakian Gunung di Dunia. Ketika ditanya tujuan wisata alam, mungkin yang terpikirkan untuk pertama kali adalah gunung. Gunung memang sebuah pesona alam yang sangat mempesona. Salah satu hal yang paling diminati saat melakukan perjalanan wisata ke gunung adalah pendakian. Sebenarnya, siapa pendaki pertama di dunia? Berikut ini adalah Sejarah dan 5 Alasan Melakukan Pendakian Gunung di Dunia.
Sejarah dan 5 Alasan Melakukan Pendakian Gunung di Dunia
Pendakian Gunung Everest
Gunung Everest adalah gunung paling tinggi yang ada di dunia. Berhasil menuju puncaknya tentu saja akan menjadi kebanggaan tersendiri. Puncak gunung Everest pertama kali ditaklukkan oleh seorang pria bernama Sir Edmund Hillary. Ia merupakan seorang pendaki gunung yang berasal dari New Zealand dan Tenzing Norgey. Sir Edmund berhasil menaklukkan puncak Everest untuk pertama kalinya pada tahun 1953.
Indonesia patut berbangga karena ada salah satu warga Indonesia sudah pernah yang menaklukkan puncak gunung tertinggi ini. Dia adalah seorang wanita tangguh bernama Clara Sumarwati. Tak hanya menjadi orang pertama di Indonesia, Clara juga menjadi orang pertama di Asia Tenggara yang menginjakkan kakinya di puncak Everest. Pendakian itu sukses dilakukan Clara pada tanggal 26 September 1996.
Seakan tidak puas disana, Clara juga ikut mengisi buku berjudul Everest karya Walt Unsworth yang diterbitkan pada tahun 1999, Everest : Expedition to the ultimate karya Reinhold Messner yang diterbitkan pada tahun 1999 dan tercantum juga dalam sebuah website EverestHistory.com. Website ini merupakan sebuah referensi yang sangat bagus untuk semua hal yang berkaitan dengan pendakian gunung.
Pengakuan yang diterima Clara ini tidak mudah untuk didapatkan. Banyak orang yang awalnya meremehkan bukti foto Clara karena dianggap kurang valid untuk membuktikan dirinya pernah menginjakkan kaki di puncak Everest. Namun, hal itu seperti dibantah oleh berbagai macam sumber pencatatan di dunia. Berbagai macam sumber itu mendukung pernyataan Clara dengan mengatakan bahwa wanita kelahiran 6 Juli 1967 ini adalah penakluk puncak Everest yang ke 836.

Awal Mula Pendakian Gunung
Pendakian gunung bermula dari orang-orang dari Swiss, yaitu The Alps. Mereka memiliki keinginan untuk bisa mendaki gunung sejak abad ke 19. Impian The Alps ini diwujudkan untuk pertama kali oleh Edward Whymper yang berhasil mencapai puncak gunung Matterhorn pada tahun 1865. Edward Whymper adalah seorang berkebangsaan Inggris.
Setelah keberhasilan Edward, mulai ada banyak klub yang didirikan untuk merencanakan penaklukkan gunung-gunung lain yang ada di seluruh dunia. Misalnya saja Alpine Club. Klub yang didirikan pada tahun 1857 dan berasal dari Inggris ini tercatat sudah pernah melakukan lebih dari 600 ekspedisi ke gunung. Dalam catatan Russian Mountaineering Federation, sudah dilakukan 48 ekspedisi untuk menaklukkan puncak gunung Himalaya di tahun 1994 hingga 1998.
Penaklukan gunung di Indonesia
Dalam catatan pendakian gunung Gede Pangrango, sudah ada 145.151 orang yang berhasil menuju puncak gunung Gede di tahun 1996 sampai tahun 2000. Menurut catatan Diktat Sekolah Manajemen Ekspedisi Wanadri 2000, semua SMA sederajat hingga perguruan tinggi sudah memiliki klub sendiri untuk melakukan kegiatan pecinta alam.
Setelah mengenal sedikit tentang topik pertama, sekarang kita beralih tentang Sejarah dan 5 Alasan Melakukan Pendakian Gunung di Dunia
Olahraga yang Menyenangkan
Selain untuk hiburan semata, tentunya mendaki gunung membutuhkan tenaga yang besar. Pendakian gunung juga bisa kamu gunakan sebagai sarana melakukan olahraga secara menyenangkan. Para pendaki harus siap secara fisik dan mental, karena mereka akan menghadapi alam yang sesungguhnya. Seperti melakukan olahraga pada umumnya, pakaian yang digunakan harus yang sesuai dengan gunung yang akan di daki. Ingatlah bahwa gunung bukan hanya tempat rekreasi biasa, jadi siapkan peralatan yang baik untuk ‘olahraga’ ini.
Baca Juga 7 Restoran Indonesia Di Tokyo Jepang yang Perlu Dikunjungi
Belajar Mengurus Diri Sendiri
Gunung adalah tempat yang terbuka, ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan dan bisa dilakukan. Sejak masih ada di kaki gunung, para pendaki harus mengurus dirinya sendiri. Untuk bisa mengurus diri sendiri, siapkan peralatan yang lengkap dan memadai. Sudah banyak pelajaran buruk yang bisa dijadikan contoh. Badan SAR Nasional sudah mencatat dari bulan Januari 1998 sampai bulan April 2001, sudah ada 10 orang yang meninggal, 8 orang hilang, 2 orang luka berat dan 1 orang luka ringan. Angka ini bukan angka yang sedikit dan tidak perlu ditambah lagi.
Pendaki harus siap dengan medan yang akan ditempuh. Pikirkan tentang akan berapa lama melakukan pendakian, sehingga Anda bisa menentukan makanan yang harus dibawa. Ingatlah bahwa mendaki gunung adalah sebuah olahraga, sedangkan olahraga membutuhkan makanan. Jangan sampai kelaparan karena kehabisan stok logistik. Selain makanan, bawalah peralatan medis atau obat-obatan sederhana.
Bersosialisasi Dengan yang Lain
Mendaki gunung seorang diri memang mungkin, tapi alangkah enak jika memiliki seorang teman yang bisa diajak bicara sembari melakukan pendakian. Jangan ragu untuk memulai pembicaraan dengan pendaki lain. Saling berbagi cerita saat perjalanan akan membantu untuk sedikit rileks dan rasa lelah yang akan dirasakan juga berkurang. Hal ini terjadi karena fokus akan tertuju pada komunikasi antar pendaki, sehingga lupa jika sedang melakukan pendakian gunung.
Selain itu, komunikasi yang baik juga bisa mempermudah pendakian. Jika Anda adalah seorang pendaki newbie, tips-tips dari orang yang sudah berpengalaman sangatlah berguna. Hal-hal seperti ‘Jangan lakukan itu’ atau ‘Lebih baik jika’ akan mempermudah perjalananmu.

Mengetahui Kemampuan Fisik
Gengsi memang sering menjadi hambatan dalam segala hal. Gengsi dalam sebuah pendakian adalah sebuah malapetaka besar. Jika tubuh sudah merasa sangat lelah, jangan lanjutkan perjalanan. Memaksa tubuh mengikuti keingina hati bukanlah hal yang baik. Ada baiknya untuk beristirahat sejenak, atau bahkan bisa menghentikan perjalanan. Dengan ini, Anda jadi tahu seberapa bugar tubuh Anda menghadapi perjalanan panjang.
Melatih Semangat dan Mindset
Sudah banyak kasus kecelakaan yang terjadi di gunung, namun seiring waktu, jumlah pendaki malah semakin meningkat. Hal ini terjadi karena mendaki gunung adalah sebuah petualangan. Memang terasa lelah saat melakukan perjalanannya. Tidak mudah, karena harus mendaki bebatuan curam atau bahkan terhalang kabut tebal. Lalu, mengapa mendaki gunung sangat diminati banyak orang? Jawabannya adalah karena semua rasa lelah saat perjalanan, semua rintangan yang dilewati saat mendaki akan lenyap saat menyadari bahwa kaki menapak di puncak gunung.
Sebuah penghargaan yang diberikan oleh diri sendiri karena berhasil ‘memaksa’ diri untuk terus semangat menuju puncak. Semangat dan mindset yang sudah tertancap kuat dalam pikiran tentu akan memotivasi diri untuk mencapai tujuan. Dua hal inilah yang menjadi dasar persiapan mental para pendaki.
Diatas adalah sejarah dan 5 alasan melakukan pendakian gunung di dunia. Tidak banyak orang yang bisa menaklukkan gunung, karena mendaki gunung bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk itu, para pendaki harus membekali diri sendiri dengan persiapan mental dan persiapan fisik yang matang. Apakah Anda tertarik untuk menjadi salah satu dari penakluk gunung di dunia?