ARISTO.ID Alasan Mengapa Berbulan Madu di Atas Gunung Adalah Puncak Kebahagiaan. Honey moon atau bulan madu tidak hanya di tempat – tempat malah seperti restoran, hotel, dan kapal pesiar. “Ritual” yang biasa dilakukan pasangan baru menikah ini malah lebih seru dilakukan di gunung lho! Mengapa demikian? Berikut adalah 9 alasan mengapa berbulan madu di atas gunung adalah puncak kebahagiaan. Bagi yang jomblo, jangan baper ya..
Alasan Mengapa Berbulan Madu di Atas Gunung Adalah Puncak Kebahagiaan

Berfoto Mesra Bersama Pasangan
Tidak dipungkiri bahwa gunung memang menyimpan panorama yang luar biasa. Keindahan pemandangan lereng, jalan setapak, dan hutan yang biasanya mengelilingi gunung sangat indah jika dinikmati saat perjalanan. Ditambah lagi, semilir angin yang menerpa pelan juga semakin menambah keromantisan suasana.
Jadi, kita pun bisa melewatkan perjalanan sambil sesekali berselfie dengan pasangan. Tidak hanya itu, jenis – jenis foto tertentu seperti gaya lompat, story photo, atau konsep komik juga dapat dipilih.
Memanjakan Pasangan
Saat berada di alam bebas, memanjakan pasangan akan terasa lebih greget. Pasalnya, cuaca dingin khas pegunungan ditambah dengan terjalnya trek pendakian tentu membuat kita sebagai orang yang menyayanginya agak khawatir juga. Akan sangat menarik jika kita menambah perhatian untuk memperhatikan dan memanjakan pasangan.
Ada jenis orang yang tidak suka skinship, atau malakukan kontak fisik berlebihan. Tetapi, sebagian orang juga sangat menyukainya. Bahkan ingin selalu melakukan skinship dengan suami atau istri. Lakukan saja skinship jika pasangan tidak keberatan. Tunjukkan bahwa kita sangat menyayangi dan tidak akan ilfil dengan perubahan apapun darinya. Pasti pasangan akan merasa di awang – awang.
Untuk pasangan yang tidak terlalu suka skinship, kita bisa melakukan pembicaraan dalam suasana hangat. Berusaha untuk memanjakan pasangan secara verbal melalui pujian jujur, kekaguman dan penghargaan. Ingat, pasangan adalah setengah jiwa kita. Jika ia bahagia, maka hati kita juga terkena imbasnya.
Melewati Rintangan Berdua
Rintangan di gunung saat menghadapi trek sulit memang perlu ditaklukkan berdua. Terutama untuk gunung yang curam, kehati – hatian sangat dibutuhkan. Untuk itu, jika pasangan dan kita sampai melewati rintangan berdua, maka akan muncul sensasi luar biasa tentang saling mengisi. Trek gunung yang curam akan berbanding terbalik dengan semakin landainya hubungan suami dan istri dalam mencapai puncak kebahagiaan.
Meskipun demikian, perlu digarisbawahi bahwa bulan madu dengan pendakian harus juga mempertimbangkan kesiapan masing – masing baik suami atau istri. Bagaimana riwayat pendakian dan kondisi fisiknya. Jangan sampai rintangan yang ditawarkan oleh gunung ternyata terlalu sulit untuk pasangan.
Baca Juga 20 Foto Prewedding Unik Karya Berbagai Fotografer Indonesia
Saling Membantu dan Percaya
Saat melakukan pendakian, seluruh anggota tim harus saling membantu. Terlebih jika salah satu rekan mendaki kita adalah pasangan. Tentu bantuan macam apapun harus diberikan untuk mempermudah pasangan melakukan apa saja. Oleh karena itu, kita harus sigap dalam membaca situasi serta kebutuhan pasangan.
Selain membantu, kita juga harus meletakkan kepercayaan lebih pada pasangan. Untuk suami istri yang baru menikah, memperkokoh dinding kepercayaan sangat penting dalam rumah tangga. Jika pasangan menceritakan suatu hal, cobalah untuk percaya. Karena, bukankah kita sendiri yang memilihnya? Apakah kita akan memilih seseorang yang kita tidak percayai? Tentu tidak mungkin bukan?
Anda sedang membaca Alasan Mengapa Berbulan Madu di Atas Gunung Adalah Puncak Kebahagiaan
Menahan Ego Demi Senyum Pasangan
Senyum dari pasangan adalah hal yang sangat penting bagi pria maupun wanita. Kesedihan pasti menghinggapi siapapun yang mendapat pandangan sinis atau kecewa dari pasangan. Agar hal itu tidak terjadi, banyak cara yang bisa dilakukan terutama saat berada di atas gunung.
Saling menguatkan dengan kata – kata adalah penting. Kita tidak bisa hidup tanpa motivasi, dan akan sangat baik jika motivasi tersebut datangnya dari yang tercinta. Selain dengan kata – kata, kita juga bisa bersikap mengalah atas masalah kecil yang terjadi.

Menguatkan Fisik Untuk Saling Menopang
Pendakian memang termasuk hobi yang sulit karenanya, menguatkan fisik sangat penting sebagai langkah awal untuk saling menopang. Menopang dalam hal ini yakni mengisi ketidakmampuan pasangan dalam melakukan sesuatu.
Setelah selesai mendaki, diharapkan pasangan yang menguatkan fisiknya di atas akan bisa saling menopang pasangan menghadapi rintangan yang sebenarnya. Meskipun tidak bisa dibilang mudah, tetapi berlatih untuk saling menopang memang bisa dilakukan di atas puncak.
Baca Juga 12 Negara Destinasi Wisata Musim Salju Seseru Film Frozen
Menikmati Alam dengan Sosok Terdekat
Keindahan alam serta keberadaan flora dan fauna tentu sangat menarik. Selain dalam bentuk foto, para pendaki juga biasa menulis jurnal perjalanan. Jika kita mau, kita bisa menulis jurnal serupa, tetapi secara berpasangan. Keluarkan uneg – uneg saat melihat keindahan alam. Jangan lupa juga untuk bersyukur bersama atas nikmat kebersamaan ini pada Tuhan.
Habiskan waktu untuk melihat lautan bintang di malam hari dengan pasangan. Tidak hanya itu, ceritakan beberapa hal yang sesuai dengan momen, baik tentang masa lalu ataupun masa depan berdua. Dengan demikian, suasana akan menjadi cair dan kedekatan suami istri juga bisa semakin intim.
Berhenti Meragukan Pasangan
Saat keraguan muncul, ketidaknyamanan akan menghinggapi sampai menuju pada pertengkaran. Oleh karena itu, percayakan semua pada pasangan. Dalam artian, hal – hal dalam pendakian dan di luar pendakian harus dibicarakan secara terbuka dengan pasangan. Karena, jika sejak awal kita tidak saling terbuka baik karena enggan, malu, atau badmood, kedepannya akan sulit membicarakannya lagi karena terlalu banyak timbunan perasaan yang tertinggal.
Selain berbicara langsung, untuk orang – orang introvert, kita bisa membuat catatan kecil dalam buku saku yang akan menjelaskan perasaan. Jangan khawatir jadi alay atau kekanak k kanakan. Karena, banyak orang yang mengaku dewasa, tetapi tidak memiliki cara untuk menyampaikan perasaan pada pasangan. Akhirnya, beberapa dari orang yang mengaku dewasa itu pun bercerai. Jangan sampai kita menjadi yang berikutnya.
Menciptakan Momen Untuk Diingat Saat Marah
Saat marah atau bertengkar dengan pasangan, banyak yang akan berpikir untuk berpisah dari pasangan. Hal ini tentu tidak bisa dibenarkan. Karena sebuah amarah tidak akan bisa mengubah rasa sayang dan perasaan cinta. Oleh karena itu, jangan gegabah saat marah.
Jika dalam pendakian ada catatan, foto atau video yang bisa diabadikan, lakukan dengan hati. Mengapa demikian? Nyatanya, kenangan – kenangan indah bersama pasanganlah yang akhirnya menyatukan dua hati saat dilanda kemarahan. Ingatlah saat pertama kali bertemu, saat menikah, dan saat momen pendakian. Pendakian memberi memori setiap detik yang berharga. Jadi, momen pendakian bisa membantu sebagai pengingat rasa cinta saat salah satu atau keduanya dari pasangan tersebut marah.
Setelah lama mendaki dengan pasangan, pasti 9 alasan mengapa berbulan madu di atas gunung adalah puncak kebahagiaan menjadi hal yang sangat diperlukan. Jika sudah terbiasa mendaki bersama, tentu akan sangat berbeda jika suatu saat tanpa pasangan. Tapi, kita akan selalu tahu bahwa kita sedang bersama pasangan meskipun suatu hari harus berhenti mendaki dengannya karena maut memisahkan.