1.Sistem Pencernaan Makanan pada Reptil
Reptil ada berbagai jenis, ada yang pemakan serangga (insektivora), ada pula pemakan daging (karnivora), seperti buaya, ular, dan komodo. Secara garis besar, alat pencemaan pada reptil bentuknya memanjang sesuai dengan bentuk tubuhnya. Alat pencemaan pada reptil (kadal) tampak pada gambar berikut ini.
Pada bagian rongga mulut terdapat gigi-gigi yang mengalami masa terbatas, artinya apabila gigi tanggal (lepas) pasti akan tumbuh lagi. Pada jenis ular, keunikan pada giginya yaitu semua runcing dan susunannya melengkung ke dalam. Gigi ular yang paling besar terletak di bagian muka dan mengandung bisa (racun). Fungsi gigi ular tidak digunakan untuk mengunyah, melainkan untuk memegang mangsa. Mangsa yang tertangkap dicengkeram dengan giginya sambil dialiri bisa dari gigi yang paling besar, kemudian baru ditelan dengan perlahan-lahan.Ular mampu menelan mangsa yang berukuran jauh lebih besar daripada ukuran kepalanya, karenanya tulang tengkorak ular berbentuk segiempat sehingga jika membuka mampu membentuk rongga yang cukup besar.
Selain gigi, di dalam mulut reptil juga terdapat lidah yang berperan dalam membantu menangkap mangsa. Biawak dan kadal apabila berjalan selalu menjulur-julurkan lidahnya. Hal ini bertujuan untuk menangkap bau dengan ujung lidahnya, ditempelkan pada langit-langit rongga mulutnya. sehingga dapat menangkap bau yang dimaksud. Di bagian langit-langit rongga mulut terdapat indra pembau yang disebut ala Jacobson. Di dalam rongga mulut juga terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan lendir untuk membantu menelan mangsa. Saluran pencemaan pada tubuh reptil meliputi rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Sedangkan kelenjar pencemaan berupa hati, empedu, dan pankreas.
Apabila perut reptil dibelah, maka akan dijumpai bulatan-bulatan kecil berwarna merah yang disebut limpa dan terdapat di sela-sela usus. Pankreas sangat lunak, bewarna abu-abu, dan sering menempel pada lambung. Bagian lambung merupakan alat serupa kantong yang membesar dan berdinding tebal. Di dalam lambung makanan akan mengalami pencernaan.
2. Sistem Pencernaan Makanan pada Katak
Katak merupakan hewan pemakan serangga. Katak dapat membantu manusia dengam memakan nyamuk yang mengganggu manusia.
Saluran pencernaan makanan pada katak meliputi bagian mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Di rongga mulut terdapat gigi-gigi yang mengalami masa pertumbuhan tak terbatas. Gigi-gigi tersebut tumbuh di bagian rahang atas dan langit-langit, sedangkan di bagian rahang bawah tidak terdapat gigi, Gigi-gigi tersebut berbentuk kerucut yang berguna untuk mencengkeram mangsa dan tidak untuk mengunyah.
Lidah katak sangat panjang, bercabang, dan dapat dilipat ke belakang. Permukaan lidahnya berperekat sehingga membantu dalam menangkap mangsa. Di dalam rongga mulut terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan ludah untuk membantu menelan mangsa. Di dalam lambung, makanan dihancurkan dan dicerna secara kimiawi, sedangkan penyerapan sari-sari makanan berlangsung di dalam usus halus. Dibagian dinding usus halus terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Sisa makanan dikeluarkan melalui lubang kloaka.
3.Sistem Pencernaan Makanan pada Ikan
Susunan alat pencernaan makanan pada ikan tidak jauh berbeda dengan susunan alat pencernaan makanan pada reptil dan amfibi, hanya saja ikan tidak memiliki kloaka, tetapi memiliki anus.
Saluran pencernaan makanan pada ikan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut dan tumbuh dan tumbuh di rahang atas maupun rahang bawah. Gigi-gigi pada ikan berfungsi untuk memegang mangsa dan tidak untuk mengunyah. Lidah ikan terdapat di bagian dasar dan ukurannya sangat pendek serta keras sehingga tidak dapat digerakkan.
Oleh karena itu, lidah pada ikan dapat dikatakan tidak berfungsi. Pada hakikatnya lidah ikan hanya merupakan lapisan lipatan dasar mulut.
Pada ikan kakap, terdapat kekhasan, yaitu tidak memiliki kelenjar ludah. Namun,ikan kakap mempunyai kelenjar lendir yang terdapat di dalam rongga mulut. Lendir ini berfungsi membantu menelan makanan. Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung yang terletak di belakang insang. Makanan dicerna secara mekanik maupun kimiawi di dalam lambung. Pada bagian dinding-dinding lambung terdapat kelenjar getah pencernaan yang membantu mencerna makanan secara kimiawi. Proses penyerapan sari-sari makanan berlangsung di dalam usus halus dan sisa pencernaan makanan dibuang melalui anus. Kelenjar pencernaan pada ikan meliputi hati dan pankreas yang sering disebut hepatopankreas yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Hati menghasilkan empedu yang ditampung di dalam kantong empedu dan cairan empedu dialirkan menuju ke dalam usus.
4. Sistem Pencernaan Makanan pada Serangga
Serangga banyak ragamnya. Dalam pembahasan kali ini, kita mengambil contoh belalang. Susunan alat pencernaan makanan pada belalang hampir mirip dengan alat-alat pencernaan burung, yakni memiliki rongga mulut, kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar, empedal, usus, dan rektum.
Belalang merupakan jenis serangga penggigit. Bagian-bagian mulutnya terdiri atas, rahang, dan bibir bawah. Alat pengecap pada belalang terdapat di bibir bagian atas. Alat tersebut merupakan lipatan kulit di bagian depan mulut. Gigi-giginya terletak pada rahang atas dan rahang bawah yang berfungsi untuk mengunyah makanan.
Di bagian rahang atas juga terdapat sepasang alat peraba untuk memegang-dan mengenali mangsanya. Alat peraba juga terdapat di bagian bibir bawah. Kelenjar ludah pada mulut menghasilkan air ludah untuk membantu proses pencernaan makanan secara kimiawi.
Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Pada bagian pangkal kerongkongan terdapat tembolok yang terbentuk dari pembesaran kerongkongan. Tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan sementara.
Makanan dari tembolok dialirkan ke dalam empedal atau lambung pengunyah. Di tempat tersebut, makanan dicerna secara mekanik melalui gerakan peristaltik dinding-dinding empedal. Bagian dinding empedal bergigi sehingga membantu melumatkan makanan. Dari empedal, makanan yang telah hancur disalurkan ke lambung.
Di bagian depan lambung terdapat enam pasang kelenjar pencernaan yang mengeluarkan enzim pencernaan. Proses penyerapan sari makanan berlangsung di dalam lambung. Sisa-sisa pencernaan ditampung di usus kemudian dibuang melalui anus.
5.Sistem Pencernaan Makanan pada Cacing Tanah
Susunan alat pencernaan pada cacing tanah meliputi mulut, kerongkongan, tembolok, pedal, usus, dan anus.
Mulut cacing tanah tidak bergigi. Makanan dialirkan dari mulut melalui kerongkongan untuk disimpan di dalam tembolok sebelum mengalir ke dalam empedal. Di dalam kerongkongan terdapat tiga pasang kelenjar zat kapur untuk mengurangi keasaman makanan. Kita mengetahui bahwa cacing tanah memerlukan makanan dan bahan-bahan yang telah membusuk, misalnya dedaunan maupun sisa buah-buahan yang telah membusuk yang berkadar asam cukup tinggi. Dengan adanya enzim zat kapur ini, makanan yang terlalu asam dapat dinetralkan.
Dinding-dinding kerongkongan berotot dan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut. Bahan makanan dicerna secara mekanik di dalam empedal. Proses pencernaan kimiawi berlangsung di dalam usus yang sekaligus menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan dibuang melalui anus.
Demikianlah ulasan mengenai Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan, semoga bermanfaat untuk anda.