ARISTO.ID Ketika Tikus Got Menjadi Bintang Kuliner. Tikus Got di mata mayoritas masyarakat kita menduduki tempat menjijikkan. Bertemu saja sudah merupakan kesialan, apalagi dipaksa menyantapnya. Tapi itu Indonesia. Beda cerita dengan Negeri Paman Sam, Amerika yang justru memberi kedudukan pada Tikus Got sebagai daging yang banyak diburu pecinta kuliner. Mungkin bagi Anda yang pernah datang ke Amerika Serikat dan berbaur dengan kaum ellitenya sudah mencicipi masakan restoran mewah. Kabar mencengangkannya, di Amerika Tikus Got menjadi olahan primadona di restoran berbintang.
Entah siapa yang memulai. Yang jelas di Amerika sekarang ini sedang berkembang trend baru menyantap curut sebagai sebuah kebanggaan. Jangan menganggap orang-orang di negara maju sudah kehilangan akal atau kekurangan makanan normal. Justru manusia di sana ini sedang berupaya membantu para petani yang memproduksi bahan makanan. Hama Tikus memang menjadi hambatan, sudah banyak upaya dikerahkan namun Tikus terus saja berkembang biak dengan baik. Akhirnya mulai dikenalkanlah kampanye memakan Tikus Got dalam bentuk daging yang sudah diolah sebagai wujud membantu produksi pangan.
Ketika Tikus Got Menjadi Bintang Kuliner
Tikus Got di U.S.A
Kita mulai di Kota New York, Amerika Serikat. Inilah kota paling sibuk di dunia. Di sini orang-orang tak segan mengeluarkan uang hanya untuk menangkap sebanyak mungkin Tikus Got lalu memasukkan ke perut. Mulai dari seniman sampai orang yang punya jabatan, semua berlomba menyelenggarakan acara santap Tikus Got. Di perkotaan, Tikus Got dapat tumbuh hingga besarnya sama dengan Kucing, predatornya. Festival yang unik ini menarik minat para wisatawan. Jika beruntung, Anda mungkin dapat datang ke New York hari ini juga lalu melihat seberapa responsifnya warga menangkapi Tikus besar di rel kereta bawah tanah. Mereka menangkapnya bukan untuk dibakar, tapi disantap.

Lain lagi dengan Kota Brooklyn, Amerika Serikat. Di sini memang pesertanya tidak sebanyak di New York. Namun di kota inilah Tikus Got lebih inovatif dalam penyajianya. Orang-orang berlomba menangkap Tikus yang berkeliaran lalu berlomba menyajikannya dalam bentuk steak atau wujud lain seperti halnya pesta makan daging Sapi. Ada yang tanpa ragu menambahkan keju sampai jagung manis ke dalam piringnya. Restoran-restoran berkelas di sini juga sudah menawarkan sensasi baru memburu Tikus dan membantu mengolahnya agar daging Tikus dapat dinikmati dari hati.
Ketika Tikus Got Menjadi Bintang Kuliner
Tikus Got di Asia
Setelah berjelajah ke kota besar di Amerika Serikat, mari sekarang kembali ke Benua Asia. Saya akan mengajak Anda jalan-jalan ke Vietnam. Anda harus mencoba menu masakan ala Vietnam. Kebab berbumbu yang ditaruh dalam roti dan berada di tangan Anda dalam kondisi hangat. Bagaimana rasanya? Gurih, lezat. Yap. Sensasinya memang seperti itu. Tapi di salah satu desa di Vietnam, Anda tidak bisa mengelak bahwa masakan menggoda tersebut memilih Tikus sebagai daging isinya.
Baca juga : Tips Travelling Aman Ibu Hamil Yang Harus Diketahui
Desa tersebut masuk wilayah pinggiran Kota Hanoi, ibukotanya Vietnam. Warga di sini memiliki hobi baru memburu Tikus untuk dijadikan uang. Restoran Dan Phuong siap menerima hasil buruan mereka untuk kemudian mengolahnya menjadi masakan paling dicari di Asia Selatan. Entah siapa yang bisa merubah kebiasaan warga selatan Sungai Mekong serta penduduk utara Sungai Merah menjadi kegemaran umum.
Musim favorit adalah ketika panen Padi. Setelah memanen bahan makanan pokok tersebut, para warga kembali disibukkan dengan Tikus-tikus yang mungkin saja masih berkeliaran di area persawahan. Sementara bagi warga yang tempat tinggalnya dekat dengan sungai, waktu terbaik mencari Tikus adalah saat bencana banjir melanda wilayah mereka. Biasanya ketika itulah Tikus merasa rumahnya terancam lalu satu per satu dari mereka keluar demi menyelamatkan diri.

Restoran terkenal tadi menghargai 100.000 dong Vietnam per kilogram daging Tikus yang dibawa ke dapur mereka. Harga tersebut setara dengan 60.000 rupiahnya Indonesia. Kemudian, urusan bagaimana cara pengolahan Tikus menjijikkan menjadi kuliner paling diburu adalah rahasia dapur distrik Hoai Duc. Yang jelas, pada saat proses penangkapan, Tikus akan dihargai bila ditangkapnya masih dalam kondisi bernyawa di dalam tabung bambu.
Baca juga :
5 Gunung di Korea Selatan yang Perlu Didaki
Jenis Kamera dan Cara Pengoperasiannya
Jasa Foto Produk Untuk Online Shop Di Pekalongan Pemalang Batang
Step kedua yaitu pencucian Tikus yang masih hidup dilanjutkan pencabutan bulu. Pendiri restoran akan mempersiapkan alas pemanggangan daging berupa jerami. Di sinilah daging Tikus tadi dipanggang dengan bumbu menyesuaikan selera pemesan.
Ketika Tikus Got Menjadi Bintang Kuliner
Tikus Got di Indonesia
Di Nusantara sendiri sebenarnya ada juga daerah yang menjadikan Tikus sebagai santapan rakyat. Hanya saja tidak banyak rakyat yang mengetahui dan memaklumi. Minahasa, Sulawesi Utara menjadi daerah di Indonesia yang penduduknya sering berburu Tikus di kebun maupun sawah. Mereka lebih menyukai Tikus kebun berukuran jumbo daripada Tikus sawah. Tentang dimakan atau hanya untuk kesenangan, jangan lagi ditanya. Rakyat Minahasa biasa saja mengonsumsi daging hewan bercericit tersebut. Tidak ada yang perlu dijijikkan bagi mereka. Anda sendiri juga jangan mengejek kebiasaan tersebut. Lebih menantang, silahkan datang ke daerah Minahasa dan mencoba rasanya.
Demikian artikel mengenai Ketika Tikus Got Menjadi Bintang Kuliner. Semoga bisa menambah pengetahuan kita semua. Terima kasih.