ARISTO.ID Menelusuri 9 Jejak Rohani di Kota Wali Tuban Jawa Timur. Jejak Rohani di Kota Wali menyedot perhatian seluruh lapisan masyarakat. Meskipun mayoritas destinasi wisata jejak rohani di Kota Wali berasal dari peninggalan agama Islam, namun ada banyak pengunjung dari warga non Islam yang juga sengaja datang demi ‘ngalab berkah.’ Berwisata sembari menelusuri jejak rohani akan mendapatkan berlipat-lipat keuntungan. Selain pikiran lebih segar karena berada di lingkungan dan suasana baru, Anda akan mengalami banyak pengalaman batin. Nah, nilai religi saat mengikuti jejak rohani inilah yang membuat objek wisata di Kota Wali, Tuban tidak pernah sepi.
Menelusuri 9 Jejak Rohani di Kota Wali Tuban Jawa Timur
Mencari Jejak Rohani
Selain terkenal karena tergolong daerah pesisir di Jawa Timur, Tuban termasuk kota yang berkah. Disebut berkah karena daerah ini pernah ditinggali oleh orang-orang penting di tanah Jawa. Mulai Islam sampai Khong Hu Chu hidup aman damai di sini. Tentu saja kedamaiannya bukan karena saling membenci dalam diam, tapi memang saling peduli dan berusaha mengembangkan toleransi. Jika Anda merencanakan mencari jejak rohani yang dapat menyejukkan hati, Anda sedang membaca artikel yang pas. Di bawah ini adalah destinasi jejak rohani yang dapat Anda pilih. Semuanya berada di Kota Wali, Tuban, Jawa Timur.
Sunan Bejagung
Tentunya dalam bentuk makam, mengingat beliau sudah meninggalkan dunia yang fana. Makam Sunan Bejagung ada dua, yaitu makam Sunan Bejagung Lor dan Kidul. Sunan Bejagung Lor memiliki nama asli Sayyid Abdullah Asy’ari bin Sayyid Jamaluddin Kubro. Jika Anda memang pengikut jejak rohani, pastinya pernah mendengar nama Syech Maulana Ibrahim Asmaraqandi yang masih sangat erat kaitannya dengan Wali Songo. Nah, Sunan Bejagung Lor ini adalah adik beliau.

Meskipun nama ‘Bejagung Lor’ sangat kental nuansa Jawa, akan tetapi Sayyid Abdullah adalah keturunan Rasulullah SAW yang tinggal di Hadramaut, Yaman. Kedatangannya ke tanah Jawa ini untuk meluaskan jejak rohani Rasullullah SAW dan membuktikan bahwa Islam adalah solusi untuk semua permasalahan, termasuk problem ekonomi yang tengah melanda waktu itu. Tempat pemakamannya bisa dijangkau sepanjang 2 kilometer saja dari selatan pusat kota. Makamnya terletak di Bejagung, Kecamatan Semanding, Tuban.
Sunan Bejagung Kidul
Terpisah oleh jalan desa, berjarak 400 meteran dari posisi makam Sunan Bejagung Lor ada lagi jejak rohani yang berbentuk serupa. Meskipun sama-sama dijuluki ‘Sunan Bejagung’ namun sebenarnya kedua nama tersebut dimiliki oleh orang yang berbeda. Makam Sunan Bejagung Kidul ini berisikan mayat dari seorang waliyullah bernama asli Syech Hasyim Amaluddin. Meskipun tidak seramai makam mertuanya yaitu Sunan Bejagung Lor, namun Anda dapat memperoleh ketenangan yang lebih karena letak makam Sunan Bejagung Kidul tidak di pinggir jalan raya. Begitu pula para peziarahnya, tidak sebanyak mertua Syech Hasyim Amaluddin.
Syech Achmad Cholil
Penemunya adalah Muhammad Nawawi. Pada tahun 2000 silam di Desa Rawasan, Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban, Mbah Nawawi yang memiliki kelebihan spiritual berkomunikasi dengan sang ghaib dan menemukan sebuah makam keramat milik Syech Achmad Cholil. Di dekat situ pula ada sumur tua yang dianggap memiliki kekuatan ghaib oleh masyarakat. Tak heran bila tempat ini termasuk bagian jejak rohani di kota wali. Sumur tua tersebut airnya selalu tetap.

Anda tidak akan pernah mendapati sumur di makam Syech Achmad Cholil dalam kondisi pasang saat hujan atau kering ketika kemarau. Debitnya stabil cenderung stagnan. Hanya sekali semenjak ditemukan, air sumur bertambah banyak. Yaitu ketika detik-detik akan terjadi tsunami parah di Aceh tahun 2004 lalu.
Menelusuri 9 Jejak Rohani di Kota Wali Tuban Jawa Timur
Sunan Geseng
Jejak rohani Sunan Geseng terbilang unik. Ada beberapa daerah yang mengaku menjadi tempat peristirahata terakhir beliau. Murid Sunan Kalijogo yang terkasih ini memiliki nama lahir Kyai Cokrojoyo. Karena ingin menjadi murid yang taat terhadap guru, Kyai Cokrojoyo tetap menurut saja saat Sunan Kalijogo menyuruhnya menunggu tanpa kepastian kapan akan kembali. Sewaktu pergi, Sunan Kalijogo menancapkan batang pohon bambu di depan muridnya dan kembali setelah sebilah bambu itu sudah tumbuh subur menjadi rerimbunan daun.
Baca juga :
5 Gunung Dunia Yang Menjadi Lokasi Pemujaan: Pendaki “Mistis” Wajib Catat!
Itinerary Tokyo Jepang 6 Hari 5 Malam Lengkap Untuk Anda
Halal Navi Aplikasi Wajib Bagi Traveller Muslim Di Seluruh Dunia
Pada saat Sunan Kalijogo datang, muridnya sedang ketiduran. Beliau pun membakar rerimbunan pohon bambu yang dulu hanya sebilah saja. Namun anehnya, cara membangunkan yang ekstrem tersebut tidak membunuh muridnya, Kyai Cokrojoyo. Hanya saja tubuh Cokrojoyo menjadi hangus akibat pembakaran pohon bambu di hadapannya. Dalam bahasa Jawa, hangus atau gosong disebut geseng. Semenjak itulah Kyai Cokrojoyo disebut Sunan Geseng. Cerita ini selalu berhasil menarik perhatian wisatawan religius mampir ke Desa Gesing, Kecamatan Semanding.
Syech Subakir
Ini dia jejak religi yang juga sangat kental nuansa mistis. Tokoh yang satu ini benar-benar menyedot perhatian para pemerhati dunia spiritual, entah dari kalangan dan agama apa saja. Syech Subakir dipercaya sebagai pembabat tanah Jawa. Dulunya, ketika beliau pertama kali menginjak bumi Jawadwipa ini, kondisinya masih sangat mengerikan. Jawa adalah hutan larangan yang dikuasai bangsa lelembut. Uniknya, semua bencana alam seperti gempa yang sering melanda Jawa saat itu dipercaya akibat kekuatan angker.

Syech Subakirlah yang berhasil membuka tabir keangkeran tanah Jawa. Setelah mengalahkan setan-setan penunggu yang jahat, Syech Subakir memagari pulau ini dengan cara menancapkan paku bumi sejumlah tiga buah. Saking besarnya peran beliau kepada tanah Jawa, masyarakat pun sampai sekarang tidak tahu yang mana sebenarnya tempat dikebumikannya jenazah Syech Subakir. Pendapat pertama mengatakan di Persia, yang golongan lain percaya ada di pegunungan Tidar, Jawa Tengah dan apapun pendapatnya, nyatanya masih banyak pencari jejak rohani datang ke Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur demi ziarah untuk Syech Subakir.
Menelusuri 9 Jejak Rohani di Kota Wali Tuban Jawa Timur
Masjid Agung
Jika Anda sudah pernah datang ke Masjid Agungnya Kota Tuban, mungkin kesan pertama adalah megah, modern, dan luas. Masjid ini sudah menjelma menjadi tempat wisata, bukan lagi hanya untuk ummat Islam meskipun yang mayoritas adalah kaum tersebut. Ada pula peraturan tertentu terkait kesopanan saat berkunjung ke sini.

Awalnya, Adipati Ario Tedjo yang saat itu menjabat sebagai Bupati Tuban ke-7 ingin mendirikan sebuah Masjid sebagai pusat peribadahan dan kegiatan ummat Islam. Selanjutnya, Raden Tumenggung Kusumodigdo sebagai Bupati penerus ke-35 bermaksud merenovasi Masjid agar lebih bagus lagi. Di tempat inilah Sunan Bonang atas restu penguasa, menyebarkan agama Islam di Tuban. Sehingga tak heran bila perhatian warga dan pemerintah terhadap perawatan serta keberadaan Masjid menjadi sangat besar.
Masjid Ashabul Kahfi
Ada yang perlu Anda ingat bila kita sedang membahas Tuban. Julukan lain bagi Kota Wali ini adalah Kota Seribu Goa. Kedua julukan tersebut seakan telah menyatu di telinga masyarakat sehingga muncullah tempat wisata yang juga jejak religi unik. Bentuknya adalah Masjid, namun posisinya ada di dalam Goa.
Dinamai Masjid Ashabul Kahfi Al Maghribi. Tidak perlu ditanya bagaimana sejarahnya. Jika Anda membaca surat Al Kahfi, Anda pasti akan mengetahui kisah tujuh pemuda yang ditidurkan Allah ratusan tahun di dalam goa. Bangunan unik ini tidak terjadi karena faktor alam, melainkan hasil perancangan Kyai Subhan. Di sinilah, Jalan Gedungombo, Semanding, Kabupaten Tuban Kyai Subhan mengajarkan ilmu agamanya di pesantren Al Maghribi.
Menelusuri 9 Jejak Rohani di Kota Wali Tuban Jawa Timur
Klenteng Kwan Sing Bio
Seperti yang tadi sudah dijelaskan di awal, walaupun kota wali tapi Tuban memiliki destinasi lain milik agama non Islam. Inilah Klenteng Kwan Sing Bio yang dibangun di jantung kota. Kenapa menjadi destinasi utama? Karena Klenteng ini adalah yang terbesar se-Asia.

Kaum yang memanfaatkan Klenteng sebagai tempat beribadah adalah para penganut Tri Dharma, Tao, Budha dan Kong Hu Chu. Sebab ini pulalah nama Kwan Sing Bio muncul. Karena pemujaan dan penghormatan mereka ditujukan kepada Dewa Kwan Kong. Nilai estetis bangunannya menjadi daya tarik utama wisatawan datang ke sini bukan untuk beribadah. Gerbang klenteng berbentuk Kepiting raksasa. Alasannya sih supaya diberi keamanan dari energi jahat. Tapi di sisi lain, arsiteknya memilih Kepiting menjadi ikon karena sebelum berubah menjadi Klenteng tempat tersebut adalah tambak Kepiting.
Sunan Bonang
Dalam jejak religi di tanah Jawa bahkan nusantara, Anda pasti pernah mendengar nama besar Sunan Bonang. Tuban lah tempat peristirahatan terakhir beliau setelah menabung Bonang setiap mengajarkan agama Islam kepada masyarakat Jawa saat itu. Ada yang bilang makamya berada di Rembang. Namun mayoritas masyarakat lebih suka mendatangi makam Sunan Bonang di Tuban. Perbedaan ini dimulai semenjak murid Sunan Bonang yang dari Madura berkeinginan mengambil kain kafan serta pakaian gurunya untuk dibawa pulang. Sayangnya, niat tersebut gagal karena dihalangi murid Sunan Bonang yang lain.
Menelusuri 9 Jejak Rohani di Kota Wali Tuban Jawa Timur
Syech Asmaraqandi
Kebiasaan para pengikut jejak religi yang ziarah wali 5 khusus Jawa Timur, pasti menyertakan tempat ini sebagai destinasi. Beliau ini adalah ayahanda dari Sunan Ampel yang juga anggota Wali Songo. Asli kedatangannya ke tanah Jawa bertujuan untuk da’wah. Syech Maulana Ibrahim Asmaraqandi lahir dan besar di wilayah Timur Tengah, tepatnya Samarkand. Sebab itulah nama beliau menjadi Asmaraqandi.

Kedatangannya ke Jawa tahun 1440 Masehi atau 1362 Saka harus didahului beberapa persinggahan, termasuk Palembang. Barulah kemudian Syech Asmaraqandi sampai di Gesikharjo yang sekarang berubah menjadi Gresik. Karena sejak awal memang sudah berniat da’wah, setibanya di Jawa Syech Asmaraqandi langsung menghadap Raja Majapahit untuk meminang Dewi Darawati sebagai istri dan partner berda’wah. Kelak dari beliaulah banyak bermunculan kekuatan baru penyebar agama Islam di tanah Jawa.
Itulah Menelusuri 9 Jejak Rohani di Kota Wali Tuban Jawa Timur yang harus Anda masukkan list bepergian. Kadang-kadang berwisata bukan hanya tentang kesegaran atau tertawa, tapi juga ketenangan hati. Itu pun bisa didapat jika Anda tepat memilih tujuan wisata religi. Selamat menikmati kedamaian.