ARISTO.ID Dasar fotografi kamera analog tekniknya bisa dipelajari dengan mulai memahami hakikat fotografi itu sendiri. Fotografi adalah kegiatan melukis memakai cahaya. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa hobi yang baru tenar di kalangan anak muda Indonesia ini hanya bisa berjalan jika ada cahaya yang mendukung. Seprofesional apapun Anda memahami teknik dasar fotografi, jika objek fotonya tidak didukung keberadaan cahaya yang cukup tetap saja hasilnya kurang maksimal. Keberadaan cahaya sendiri bisa asli ada di sekitar objek tapi tak jarang pula para fotografer membawa peralatan pendukung hasil fotografi optimal.
Tips Dasar Fotografi
Tips trik fotografi sendiri ada banyak komponennya. Masing-masing memiliki ciri khas untuk setiap proses menghasilkan foto. Anda pun harus mengetahui teknik fotografi profesional seperti berikut ini.
Ambil Gambar
Untuk teknik dasar fotografi kamera analog sedikit berbeda dengan teknik dasar fotografi dengan kamera hp. Ketika Anda mengambil gambar lewat smartphone biasanya lebih banyak bertujuan untuk disimpan atau diunggah ke media sosial. Sementara gambar yang dihasilkan dari teknik dasar fotografi DSLR dan kamera sejenis baik yang jadul atau modern, kebanyakan memang diambil untuk dicetak.
Teknik mengambil gambar lewat kamera ini dinamakan memotret. Walaupun tampaknya semua orang sanggup melaksanakan kegiatan fotografi dengan baik, tidak seluruhnya berhasil menguasai teknik dasar fotografi. Sehingga Anda selalu dapat membedakan hasil bidikan kamera fotografer profesional dengan orang yang punya kamera tapi sekedarnya saja. Bahkan banyak yang bilang memotret membutuhkan bakat seni khusus. Bisa juga sih orang tanpa passion fotografi jadi pemotret handal, namun dia harus berlatih terus sampai mempunyai jam terbang tinggi. Sementara semua itu butuh keikhlasan hati supaya menikmati kegiatan, ada banyak materi dasar fotografi yang harus dipelajari bersamaan dengan jam-jam latihan membidik kamera.
Baca juga : Kumpulan Foto Bokeh Still Life Cantik Yang Sangat Menginspirasi
Fotografi masuk ke ranah seni. Sama seperti seni cabang lain yang kekuatan utamanya ada pada manusianya, fotografer profesional juga mengandalkan kemampuan pada dirinya. Mereka hanya menganggap kamera secanggih dan seberagam apapun modelnya itu sebagai alat bantu saja. Umumnya komunitas fotografer profesional berfokus pada pembelajaran bersama teknik dasar fotografi. Mereka membatasi editing hanya tahap cropping dan itupun ditentukan pula berapa persen maksimal dari hasil foto yang boleh dihilangkan.

Anda dapat mencari panduan teknik dasar fotografi pdf di internet. Tapi jangan lupa, ada yang lebih penting darinya, yaitu praktek sesering mungkin. Seni fotografi memiliki bahan baku cahaya. Maka untuk mengawali asahan talenta memotret, tajamkan dulu insthink membaca situasi, mengatur sudut-sudut cahaya, mengatur komposisi dan tentu saja menguasai kamera yang dipakai. Semua itu lebih menekankan pada latihan daripada talenta yang ada pada diri sejak lahir. Proses memotret menjadi tumpuan dalam kegiatan dasar fotografi kamera analog. Anda mungkin dapat menitipkan proses lainnya kepada orang yang dapat dipercaya, tapi hasil karya tetaplah milik Anda. Terlebih jika Anda mengambil fokus pada teknik fotografi model, secantik apapun modelnya jika Anda sendiri tidak menguasai alat foto percuma saja karena tak bisa maksimal.
Cuci Film
Dalam teknik dasar fotografi kamera analog, ada kegiatan lanjutan yang dinamai cuci film. Di sini film akan disinari oleh cahaya yang berasal dari objek tertuju kemudian terbentuklah bayangan di sana. Bayangan yang dihasilkan nyata adanya hanya saja tidak terlihat sampai Anda mencuci filmnya. Proses pencucian film ini memanfaatkan cairan khusus untuk mencuci film, jadi tidak sembarangan hanya menggunakan air atau sabun sehari-hari.
Nah, sampai di situ tadi film yang sudah dicuci berubah jadi klise. Jika filmnya hitam putih saja maka muncullah warna kebalikan dari objek yang asli. Di film negatif berwarna, warna yang timbul adalah warna komplemen dari objek, langit akan menguning dengan rumput berubah merah. Beda lagi jika filmnya positif. Ini lebih memuaskan karena film positif membuat warna yang dihasilkan sama persis seperti objek sebenarnya.

Itu tadi dua proses penting di lama penguasaan teknik fotografi kamera analog. Selanjutnya Anda pun harus mengenal ragam peralatan fotografi. Bagaimanapun juga, kualitas kamera menyumbangkan beberapa persen hasil terbaik dari sebuah perburuan objek foto. Di zaman modern seperti saat ini, industri fotografi dan perfilman berkembang sangat pesat. Kamera analog rasanya sudah ketinggalan zaman dibandingkan kamera digital dan jenis-jenis modern lainnya seperti kamera drown yang bisa terbang kemudian mengambil foto dari ketinggian. Aplikasi editing di dunia fotografi pun laris manis diburu para penikmat smartphone secara gratis. Selain itu, media penyimpanan foto pun semakin bervariasi, mulai kartu SD sampai galeri sosial media dan cloud. Jika dulunya orang harus menunggu beberapa hari untuk mencetak foto, sekarang hanya beberapa menit paling lama satu jam saja jika mencetak lewat komputer.
Mengenal Kamera
Perkenalkan dulu beberapa jenis kamera sesuai formatnya berikut ini.
Small
Yang pertama adalah jenis format kecil yang dalam bahasa Inggris disebut small format. Jenisnya pun masih dibagi menjadi beberapa golongan. Umumnya film telah dipasang pada cartridge yang telah dipaskan dengan ukuran kamera.
- Film yang dipakai berukuran 13 x 18 mm.
- 126 dengan fil 26 x 26mm
- 120 atau 35 mm. Yang terakhir ini ukuran kameranya standar. Untuk para penggemar fotografi kamera analog baik yang pemula atau senior, ukuran yang ini menjadi hitsnya. Film yang dipakai berukuran 24 x 36 mm.
Medium
Selanjutnya ada kamera dengan format sedang atau medium format. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan kamera 120. Ukurang film yang dipakai ada di kisaran 6 x 6 cm atau 6 x 7 cm.Sementara diagonalnya 84 mm, kamera tersebut lebih sering dimanfaatkan para fotografer master untuk memotret yang berhubungan dengan bisnis advertising (iklan).
Large
Large format kamera ini memang menduduki ukuran yang besar. Dengan ukuran 4 x 5 inchi, kamera large format memiliki diagonal 162,5 mm.
Kategori Kamera
Selain dari ukuran kamera, penggolongan kamera analog juga dapat dilakukan berdasarkan kategori sebagaimana di bawah ini.
Manual
Ini termasuk kategori jadul. Kamera manual sangat tergantung pada tenaga mekanisnya. Belum ada baterai sebagai sumber kehidupan komponennya. Gabungan antara teknologi elektronik dengan mekanik yang menghasilkan kamera semi otomatis masih masuk ke dalam kategori ini.
Otomatis
Barulah masuk kategori otomatis jika sebuah kamera telah bergantung pada baterai sebagai motor penggerak unsur-unsurnya.
Digital
Yang terakhir ini tergolong kamera canggih. Sehingga kamera jenis apapun yang sudah menggunakan disc sebagai media penyimpanannya sekaligus memanfaatkan teknologi digital dalam prosesnya masuk kategori ketiga, kamera digital.
Jumlah Reflektor
Range Finder
Simpel sekali. Itulah image yang melekat pada kamera range finder atau lebih sering dikenal pocket camera. Ciri khususnya adalah lensa yang terpisah dengan view finder. Kamera jenis ini cuma dipakai ketika foto harus dibuat secara cepat dan simpel. Sama simpelnya dengan fasilitas yang ada pada pocket camera.
SLR
SLR adalah singkatan dari Single Lens Reflector. Sesuai namanya, kamera ini berlensa tunggal. Bayangan objek yang akan dibidik akan jatuh di cermin yang kemudian merefleksikannya pada view finder. Nah, supaya nanti objenya tidak tampak terbalik, dipakailah pentaprisma untuk membalik bayangan sebelum berhasil sampai di view finder.
Kamera SLR termasuk jenis kamera yang disukai para fotografer junior. Berikut ini saya beritahukan sekalian komponen apa saja yang menjadi penyusun SLR.
- Lensa : Jelas. Sebagaimana pada kamera umumnya, lensa di SLR juga berfungsi sebagai pintu masuknya pencahayaan yang berasal dari sinar objek bidikan.
- Focal Plane : Artinya tabir fil dan dipakai untuk menentukan seberapa cepat penyinaran film.
- Speed Shutter : Ketika ada cahaya yang masuk dari pintu alias lensa, speed shutter akan memjadi pengendali waktu dan jumlah masuknya ke film.
- Speed Shutter Release : Ini tombol pelepas speed shutternya yang biasa disebut rana.
- Film Advance Lever : Tuas (alat bantu) untuk mengokang film.
- Diafragma : Yang ini menentukan ukuran lubang masuk cahaya.
- View Finder : Jendela pengamat ini dipakai untuk mengamati benda yang menjadi objek potret.
- Depth of Field : Skala ruang tajam ini menunjukkan batas ketajaman objek foto.
- Flash Contacts : Ini adalah terminalnya untuk sinkronisasi lampu kilat.
- Self Timer : Bahkan di kamera handphone non smartphone saja self timer juga hadir sebagai penangguh detik melepaskan rana bidik.
- Hot Shoe : Sesuai namanya, inilah sepatu untuk mendudukkan lampu kilat.
- Lens Auto-Manual Switch : Fungsinya sebagai kunci pelepasan rana.
- Light Meter Switch : Tombol ini akan mengendalikan sepenuhnya seberapa cahaya yang kira-kira akan dibutuhkan.
- Film Rewind Crank : Tuas yang ini berbeda. Rewind crank akan menggulung balik film yang telah digunakan.
- Film Speed Dial : Berbentuk semacam gelang yang gunanya sebagai pengatur seberapa cepat film seperti ISO, DIN, ASA dan BS akan dipakai.
DLR
Double Lens Reflector atau kamera refleks lensa kembar. Fungsi pertama adalah menangkap cahaya pantulan objek yang kemudian menghasilkan bayangan pada klise berbeda. Fungsi kedua yaitu untuk pengamat objek foto atau yang biasa disebut view finder. Di antara kedua fungsi tersebutlah muncul efek paralaks, yaitu efek yang membuat objek pengamatan dengan hasil bayangannya berbeda. Pemotretan close up akan lebih berpotensi menghasilkan klise pada bayangannya dibanding pemotretan jarak jauh.
Mengenal Film
Seperti proses di dalam fotografi yang telah disebutkan sebelumnya, proses lanjutan dari memotret adalah mencuci film. Jadi untuk benar-benar mengenal teknik dasar fotografi kamera analog, Anda juga harus berkenalan dengan yang namanya film.
Secara garis besar, fungsi dari film yaitu sebagai media penyimpanan hasil rekam dan foto objek pemotretan. Jadi sesudah cahaya yang menjadi komponen dasar fotografi berhasil melewati lensa, Anda harus tahu. Cahaya yang masuk ke lensa sudah sesuai aturan light meter (lama dan jumlah cahaya).
Baca juga :
Testimoni Dari Klien Aristo Fotografi Pekalongan
Gunung dengan Panorama Eksotis di Pulau Jawa
Mencoba Olahraga Susur Gua Secara Aman
Nah, selanjutnya bayangan laten pada film akan terbentuk dari pantulan objek yang diberi cahaya tadi. Bila nanti cahaya masuknya berlebihan maka pasti bahannya terbakar. Kondisi ini disebut over exposure. Sementara ketika cahaya masuknya kurang dari jumlah dan lama ideal, situasinya disebut under exposure.
Film sendiri terbentuk dari perak bromida dengan perak halida dimana keduanya sama-sama termasuk bahan kimia yang sifatnya peka terhadap cahaya. Skala penunjukkannya bisa dilihat dengan ASA, BS, ISO dan DIN. Mereka semua sama-sama bisa merekam objek berbentuk bayangan laten. Eits, tapi Anda bisa melihat hasil filmnya jika pencucian yang jadi proses akhir dasar fotografi terlewati. Oke, sekarang mari kita mengenal kategori film seperti berikut.
Klise
Sesuai dengan klisenya, film dibagi menjadi positif dan negatif. Ada film yang hitam putih saja ada pula yang berwarna. Sama juga dengan kamera, film ada yang berukuran large format, medium format dan small format.
Tingkat Peka
Dimulai dari tingkatan paling bawah. Di sana ada film berkepekaan rendah yang cirinya ISO, BS maupun ASAnya di bawah 64. Naik ke atas lagi tergolong film dengan tingkat kepekaan sedang yang tandanya ISO, BS, ASAnya antara 160 sampai 800. Yang tertinggi masuk kategori film berkepekaan sangat tinggi karena tingkat ISO, ASA, BSnya lebih dari 800.
Warna
Penggolongan berdasar warna tentu saja hanya digunakan untuk film berwarna saja, hitam putih tidak diikutkan. Sesuai dengan cahaya yang memberi sinar pada objek dasar fotografi, ada beberapa penggolongan seperti daylight film jika sinarnya asli matahari. Di lain tempat para fotografer juga memakai tungsten light film karena memanfaatkan lampu sebagai penerangan. Nah, jenis yang kedua ini masih dibagi lagi menjadi tipe A (3400.3500K) dan tipe B (3200K).
Mengenal Alat Dukung Dasar Fotografi
Komponen utamanya memang kamera dengan film. Tapi untuk hasil terbaik, para fotografer masih menambahkan beberapa alat lain yang menjadi daya dukung hasil potret. Perhatikan alat dan jenisnya berikut ini.
Tripod
Kaki tiga ini biasanya dipakai pada kamera digital jenis SLR, DLR, maupun DSLR. Tripod akan menjaga keseimbangan dan kestabilan kamera supaya tidak bergoyang saat membidik. Alat dukung dasar fotografi ini sangat berguna bagi para fotografer yang aktif.
Cable Release
Masih berkaitan dengan alat dukung dasar fotografi, cable release, tissue dan sikat berbulu akan berguna sebagai penghubung dan pembersih peralatan utama fotografi.
Tas
Bukan yang utama tapi keberadaannya sangat membantu menentukan seberapa awetnya peralatan fotografi Anda. Tas kamera sudah didesain sesuai bentuk dan ukuran kamera supaya ketika berada di dalamnya tidak berbenturan dengan benda-benda lainnya juga tidak goyah.
Lampu Kilat
Untuk membantu Anda memperoleh penerangan yang cukup, lampu kilat sangat dibutuhkan. Lampu ini akan memberikan cahaya meski sebenarnya di sekeliling objek keadaannya gelap sehingga tidak terjadi under exposure. Lampu kilat biasanya sama dibutuhkannya dengan filter yang mengubah-ubah warna dan terangnya hasil bidikan.
Lensa
Lensa memang unsur yang mutlak ada pada kamera sebagi komponen dasar fotografi. Tetapi di zaman modern, banyak bermunculan jenis-jenis lensa. Semuanya ikut menyumbangkan hasil potret kita terutama ketajaman gambar. Karena itulah banyak fotografer juga suka berburu lensa untuk mencoba utak-atik skala ruang tajam.
Informasi Lensa
Sebuah lensa mengandung banyak informasi tentang lensa yang Anda pakai itu sendiri.
- Identitas : Anda dapat mengetahui nama perusahaan yang membuatnya lengkap berikut negara pembuat, jenis lensa, merk dan tipenya.
- Kekuatan : Umumnya penunjukkannya memakai angka perbandingan. Penentuannya memakai perbandingan antara panjang titik api dengan garis tengah.
- Panjang Titik Api : Panjangnya titik api dinyatakan dalam milimeter.
- Diameter : Lebih kepada fungsi filter dan kegunaan aksesoris lainnya.
- Nomor : Jika memang resmi, nomor resmi lensa tidak mungkin sama di seluruh produksi pabriknya.

Jenis
Sekarang Anda harus tahu bahwa ternyata lensa tidak hanya satu atau dua jenis saja. Masih banyak jenisnya seperti berikut.
- Normal : Kita mulai dengan standar pada umumnya. Panjang titik api mencapai 50 mm dan inilah lensa standarnya dasar fotografi.
- Tele : Yang ini panjang titik apinya di atas 70 mm dengan sudut pandang yang sempit. Para penggunanya kebanyakan datang dari kalangan paparazzi karena memang kualitasnya tinggi sekali untuk foto close up. Anda dapat tetap menghasilkan foto berkualitas meskipun objeknya berada jauh dari kamera karena lensa telelah yang membantu mendekatkan objek dan kamera.
- Wide Angle : Titik apinya hanya di bawah 35 mm tapi sudut pandang sangat lebar. Lensa wide angle ini lebih cocok untuk pemotretan interior dan pemandangan yang memang membutuhkan sudut pandang lebar.
- Zoom : Titik apinya lebih dari satu. Untuk yang lensa makro dan mikro, Anda akan terbantu dalam mengatur besar kecilnya pembesaran objek. Umumnya lensa zoom dipakai untuk mengambil gambar close up objek yang ukurannya kecil semisal serangga.
- Fish Eye : Sempat booming beberapa waktu lalu. Lensa dengan nama lain mata ikan ini sudut pandangnya sangat lebar bahkan hampir 360 derajat sehingga ciri khasnya adalah hasil foto yang melengkung.
Mengenal Teknik Dasar Fotografi
Ada banyak hal yang harus dikuasai seorang fotografer. Anda bisa saja mengarahkan kamera ke objek lalu menekan tombol ambil gambar. Tapi tidak lantas Anda langsung disebut fotografer handal hanya karena hasil gambar yang jelas alias tidak blur. Kenali dulu teknik dasar fotografi jika memang serius ingin masuk ke sini.
Kamera
Pertama, berkenalanlah dengan kamera sampai akrab. Kenali teknis penggunaannya dan fungsinya apa saja. Ini adalah senjata utama Anda.
Lensa
Jika Anda mengenal baik karakter dari setiap jenis lensa, sedikit kemungkinan hasil foto Anda ecek-ecek. Pelajari momen-momen apa saja yang cocok untuk jenis lensa A, B, C dan seterusnya.
Cahaya
Bahan baku produksi dasar fotografi. Bila Anda memanfaatkan cahaya matahari maka kenali arah, warna dan intensitasnya. Mata manusia itu adaptif sekali, berbeda dengan kamera yang kadang melihat apa yang kita tidak peka untuk dilihat. Penguasaan cahaya ini hanya bisa dilakukan dengan memperbanyak praktek. Semakin sering memotret, semakin main pula kemampuan menguasai cahaya Anda.
Momen
Ada banyak hal di dunia ini yang tidak dapat terulang dua kali. Sama seperti penguasaan cahaya, Anda hanya bisa disebut menguasai momen setelah ribuan kali memotret. Momen jadi satu dengan komposisi. Keduanya membutuhkan pengambilan keputusan secara cepat tapi juga tepat. Perbanyaklah jam terbang Anda dan jadilah penguasa momen yang baik.
Komposisi
Keharmonisan susunan cahaya juga butuh jam terbang tinggi. Percuma Anda mengaku berbakat bila tidak pernah mengasahnya. Komposisi mempertimbangkan banyak hal yang tidak bisa teratasi hanya karena Anda terlahir berbakat. Latar, proporsi, kehidupan gambar (alamiah), jarak, dan subjek serta objek gambar akan memengaruhi hasil komposisi gambar.
Teknik Memotret
Dasar fotografi yang pertama adalah memotret. Di bawah ini hanyalah beberapa jenis teknik dasar fotografi yang ada pada proses memotret. Untuk proses mencuci filmnya sudah tidak perlu dipikir keras karena banyak software komputer yang akan memudahkan.
- Planning : Tujuannya adalah menghentikan objek bergerak. Caranya ikutkan arah gerak kamera sesuai kemana objek mengarah. Samakan pula kecepatannya dengan kecepatan gerak objek.
- Bracheting : Jika Anda pernah memotret ulang sebuah objek lebih dari sekali klik dengan besar pencahayaan berbeda berarti Anda sedang memakai teknik bracheting.
- Cropping : Kadang-kadang hasil foto kita bagus tapi ada bagian di luar target yang ikut masuk ke hasil foto. Nah, proses pembuangan bagian ini disebut cropping.
- Multipoint : Jika ada lebih dari dua negatif digabungkan menjadi satu foto komplementer (saling melengkapi) itu namanya teknik multipoint.
- Tusir : Tidak terlalu banyak penggemarnya. Teknik tusir ini akan melukis foto.
- Sandwich : Jika ada slide atau foto berjumlah dua maupun lebih dengan emulsi yang bagiannya berhadapan. Kemudian salah satu dari foto tersebut over exposure dan kemudian digabungkan dengan foto yang lain maka disebut teknik sandwich.
- Dodging : Sangat fokus karena penyinarannya akan difokuskan pada target objek. Sementara lokasi lain di luar target yang masuk di gambar akan berwarna putih.
- Solarisasi : Foto akan disinari lagi sesudah melewati proses bersama larutan pengembang alias development.
Yap. Itulah tadi sepintas perkenalan kita dengan teknik dasar fotografi kamera analog. Untuk menjadi seorang fotografer, Anda perlu mengenal materi tadi. Meskipun tampaknya sangat panjang, apa yang dipaparkan belum terlalu berarti dibandingkan keseluruhan materi dasar fotografi. Terlebih jika Anda ingin menjadi fotografer profesional. Ada banyak hal yang harus dikuasai, termasuk praktek teknik-tekniknya yang menjadi prioritas utama. Selamat berburu foto.