Blog Tentang Travelling Dan Fotografi

Thursday, 9 March 2017

Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah

ARISTO.ID Gunung Dempo merupakan sebuah gunung berapi aktif dengan tipe strato volcano dan memiliki ketinggian 3159 mdpl. Gunung ini terletak di Pagar Alam, Sumatera Selatan atau sekitar 8 jam perjalanan dari Kota Palembang. Suguhan alam berupa hamparan kebun teh yang luas, air terjun, serta beberapa situs Megalitikum, ikut melengkapi keindahan  yang dimiliki oleh tanah Besemah ini.

Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah


Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah

Salah satu kegiatan menarik saat berada di Pagar Alam adalah mendaki Gunung Dempo yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera Selatan. Gunung ini memiliki dua jalur pendakian, yakni Jalur Kampung Empat dan Jalur Rimau. Jalur Kampung Empat dimulai dari Desa Mekar Sari atau lebih akrab disebut Kampung Empat, sedangkan Jalur Rimau dimulai dari area Tugu Rimau yang merupakan batas aspal tertinggi di perkebunan teh ini. Medan yang dimiliki oleh Jalur Rimau, tergolong sangat curam walaupun jaraknya lebih singkat. Oleh karena itu, bagi yang masih pemula sebaiknya menggunakan Jalur Kampung Empat dengan waktu tempuh sekitar 8 jam menuju puncak.

Menuju Pagar Alam dan Kampung Empat


Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah

Umumnya, untuk menuju Pagar Alam dapat menggunakan bis dari Palembang dengan waktu tempuh sekitar 7-8 jam. Jika Anda tiba siang atau pagi hari, maka bis akan berhenti di terminal Pagar Alam, kemudian dilanjutkan lagi dengan angkot menuju Kampung 1 di kaki Gunung Dempo, dekat pabrik pengolahan teh. Namun, jika Anda tiba pada malam hari, maka bis akan mengantar langsung ke kawasan pabrik tersebut. Anda bisa beristirahat dahulu, baik di Villa yang disediakan di sekitar sini, atau menuju basecamp pendaki milik Ayah Anton yang lokasinya tepat di belakang Masjid, di seberang pabrik pengolahan teh. Dari pabrik menuju Kampung Empat dapat ditempuh dengan berjalan kaki melewati kebun teh atau jika Anda datang dengan rombongan, dapat menghemat waktu dengan menyewa truk/kendaraan lainnya menuju Kampung Empat.

Kampung Empat - Pintu Rimba


Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah

Kampung Empat merupakan desa terakhir sebelum menuju jalur pendakian Gunung Dempo. Anda bisa langsung memulai pendakian, atau beristirahat dahulu di sini. Anda dapat menggunakan Balai Desa untuk bermalam atau sekedar mengisi perut di warung-warung yang tersedia. Saat memulai pendakian dari Kampung Empat, Anda akan berjalan menuju titik awal pendakian. Dari titik ini, jalur mulai menanjak melewati hamparan kebun teh, hingga Anda akan tiba di kawasan berupa hutan dengan plakat bertuliskan Pintu Rimba. Dari Kampung Empat menuju Pintu Rimba, estimasi perjalanan sekitar 30 menit.

Pintu Rimba - Shelter 1


Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah

Selepas bergerak dari Pintu Rimba, suasana hutan yang rimbun mulai menemani pendakian. Pada etape awal, medan yang dilewati berupa jalur air yang cukup menanjak. Sesekali dapat dijumpai rintangan berupa pepohonan yang tumbang. Setelah berjalan sekitar 1 jam, maka pendaki akan tiba di sebuah lahan datar yang mungkin cukup untuk 2-3 tenda. Area inilah yang disebut dengan Shelter 1. Terdapat sumber air bersih berupa sungai kecil di dekat area ini yang dapat digunakan untuk memasak dan minum.

Shelter 1 - Shelter 2


Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah

Setelah bergerak melewati Shelter 1, tujuan selanjutnya adalah Shelter 2 dengan jalur yang tetap menanjak namun tidak lagi melewati jalur air. Pepohonan tumbang yang melintang di jalur pendakian semakin sering dijumpai. Sekitar 1 jam berjalan, pendaki akan tiba di sebuah tebing yang sangat curam dan untuk melaluinya harus sangat berhati-hati. Pendaki dapat berpegangan dengan tali di dinding tebing melewati tipisnya jalur yang dapat diinjak. Area ini disebut dengan Dinding Lemari. Di atas tebing, dapat dijumpai lahan datar yang bisa digunakan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan yang semakin menanjak. Dari Dinding Lemari menuju Shelter 2, membutuhkan waktu sekitar 1 jam lagi. Kemudian pendaki akan tiba di area datar yang luas, dan dapat menampung kurang lebih 5 sampai 6 tenda. Kawasan ini merupakan Shelter 2 dan sumber air berupa sungai kecil juga bisa ditemukan di sekitar sini.

Baca Juga Gunung Kerinci: Jalur Pendakian Menggapai Atap Sumatera



Shelter 2 - Top Dempo 3159 mdpl


Tujuan selanjutnya adalah Top Dempo yang merupakan puncak dari Gunung Dempo. Beberapa saat di awal perjalanan dari Shelter 2, jalur masih berupa hutan seperti sebelumnya. Tak berselang lama, pendaki akan tiba di batas vegetasi hutan dan mulai didominasi oleh tumbuhan pepohonan rendah. Jalur berubah menjadi area bebatuan yang licin dan terjal, serta area yang cukup terbuka. Lokasi ini disebut dengan Cadas. Walaupun jalur semakin menanjak dan rintangan semakin berat, pemandangan alam yang begitu indah sudah sangat terlihat dari atas sini. Namun, ada baiknya tidak terlena dan tetap melanjutkan perjalanan karena terpaan angin bisa saja membuat tubuh semakin kedinginan.

Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah

Setelah mendaki sekitar 2 jam, akhirnya pendaki akan tiba di area datar yang tidak begitu luas dan dipagari oleh tumbuhan. Di area ini terdapat plakat bertuliskan Top Dempo 3159 mdpl yang merupakan puncak pertama dari Gunung Dempo, sekaligus tempat pertemuan dengan Jalur Rimau. Namun, tak banyak yang dapat dilihat di kawasan ini, karena pemandangannya tertutup.

Top Dempo - Pelataran


Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah

Dari puncak Gunung Dempo yang pertama, biasanya pendaki akan turun ke arah lain menuju area datar yang sangat luas dan dapat menampung ratusan tenda. Area tersebut, dikenal dengan Pelataran Dempo. Tidak dibutuhkan waktu lama untuk turun menuju pelataran, mungkin sekitar 15 menit saja. Area ini sering dijadikan pendaki sebagai lokasi bermalam dan mendirikan tenda sebelum menuju puncak kedua, yakni Puncak Merapi Dempo. Area Pelataran ini, berupa lembah dan letaknya diapit oleh dua puncak. Suhu yang dingin cukup menusuk tulang, sehingga lokasi yang agak tertutup perdu menjadi lokasi yang nyaman untuk mendirikan tenda agar dapat menghalau angin. Jenis perdu yang menghias hutan atas Gunung Dempo ini adalah Cantigi atau dikenal sebagai Kayu Panjang Umur oleh masyarakat sekitar.

Terdapat sumber air yang berlimpah di kawasan ini yang disebut Telaga Dewi. Pemandangan langit malam saat sedang cerah, terlihat sangat indah dari sini. Gugusan bintang serta gagahnya dua puncak yang mengapit, menjadi suguhan pesona malam dari pendakian di Gunung Dempo.

Pelataran - Puncak Merapi Gunung Dempo


Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah

Jarak dari Pelataran menuju Puncak Merapi Gunung Dempo tidak terlalu jauh, kurang lebih sekitar 20 menit. Medannya berupa jalur bebatuan tajam yang terjal namun sesekali masih dijumpai adanya Cantigi. Setibanya di puncak, pendaki dapat melihat pemandangan berupa kawah yang mengaga serta luasnya  pelataran. Keunikan kawah yang dimiliki gunung berapi aktif ini adalah, warna kawahnya yang sering berubah-ubah. Terkadang berwarna Biru, Tosca atau Abu-abu. Biasanya, hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca, namun tetap menjadi daya tarik sendiri sebagai tebak-tebakan para pendaki saat perjalanan menuju puncaknya.

Akses perjalanan yang tidak begitu sulit serta jalur yang sudah cukup jelas, menjadikan gunung ini cukup populer di kalangan pendaki, khususnya pendaki di Sumatera Selatan. Namun di balik kepopulerannya, Gunung Dempo tetap menyuguhkan suasana pendakian yang masih sangat alami di dalam belantara Sumatera. Dengan begitu, bagi siapapun yang mencintai kegiatan alam bebas serta berniat untuk mendakinya, tanamkanlah tanggung jawab di dalam diri, agar tetap berupaya untuk menjaga keindahan dan keasrian alam. Siapkan rencana perjalanan Anda dengan matang dan tetap cintai alam dengan melestarikan keindahannya.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Gunung Dempo: Menyibak Keindahan Tanah Besemah