Blog Tentang Travelling Dan Fotografi

Wednesday, 18 November 2015

Metode dan Tujuan Pengawetan Tanah

WENEXT –  Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas mengenai apa metode dan tujuan pengawetan tanah? Setelah sebelumnya membahas artikel mengenai  Ciri - Ciri Ekosistem Air Tawar, Air Laut dan Pantai. Nah, untuk info selengkapnya langsung saja anda simak ulasan berikut. Tanah sebagai tempat aktivitas berbagai jenis tumbuhan dan hewan untuk melangsukan kehidupannya perlu diselamatkan, dari berbagai macam kepunahan. Agar kita dapat melakukan pengawetan tanah dengan tepat maka kita perlu mengetahui profil tanah, yang dapat anda lihat pada gambar berikut ini.



 Metode dan Tujuan Pengawetan Tanah


  • Horizon A : Sering disebut horizon pencucian karena terjadi pelarutan unsur-unsur hara dan senyawa-senyawa yang dibawa air infiltrasi ke lapisan di bawahnya. Sebagian besar tersusun dari batu mineral, bercampur dengan bahan organik, merupakan medium pertumbuhan tanaman dan merupakan tempat kegiatan mikrobia tanah.

  • Horizon B : Merupakan horizon akumulasi unsur-unsur hara dan senyawa-senyawa horizon pencucian yang tercuci. Miskin akan bahan organik, kegiatan mikrobia hampir tidak ada, lebih padat dan warnanya lebih merah.

  • Horizon C : Terdiri dari bahan induk tanah, merupakan buatan yang sebagian sudah mengalami pelapukan.

  • Horizon D : Batuan induk pejal yang sama sekali belum mengalami pelapukan.


Baca juga : Tujuan Pengawetan dan Perlindungan Alam Beserta Manfaatnya.

Pengawetan tanah dimaksudkan atau bertujuan untuk :

1. Memelihara kesuburan tanah
Mengusahakan kesuburan tanah tetap stabil melalui berbagai teknik dan pola tanam serta pengolahannya secara intensif. Misal-nya melalui tekni penanaman, kita dapat menanami sebidang tanah pertanian dengan cara polikultur (menggunakan berbagai jenis tanaman), melalui rotasi tanaman dan tumpang sari.
Rotasi tanaman, yaitu menggunakan jenis tanaman yang berbeda pada setiap musim. Contoh : setelah menanam padi ditanami palawija, baru padi, atau sayur mayur, disesuaikan dengan musim.
Tumpang sari, menanam berbagai jenis tanaman dalam satu musim tanam. Contoh : di sela-sela tanaman padi ditanami buah jeruk, sayur mayur, pisang dan lain-lain. Keadaan ini sudah banyak kita lihat di pulau jawa.
Kedua cara di atas dapat berfungsi untuk :




  • Menghindarkan erosi karena tanah selalu tertutup dengan tanaman.

  • Menghindari ledakan jenis hama terhadap tanaman tertentu karena pada waktu terjadi pergantian dengan tanaman lain, populasi hama akan menurun karena makanannya tidak ada.

  • Meningkatkan produktivitas tanah, karena menanam secara tumpang sari tanah tidak ada yang terbuka sehingga penggunaan energi matahari lebih efektif dan frekuensi panen  yang lebih sering.

  • Menekan pertumbuhan gulma (tumbuhan pengganggu yang mengganggu tanaman yang sedang sedang diusahakan).


Metode yang lain dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.    Menguasai atau mengatur air dalam tanah melalui sistem drainase dan irigasi yang sesuai.
b.    Pemeliharaan/peningkatan kadar humus
c.    Meningkatkan kadar calcium di dalam tanah.
d.    Penumpukan dengan bentuk mineral, dan
e.    Pengolahan tanah yang sesuai dengan topografinya.

2. Menghindari Erosi
Erosi dapat diakibatkan oleh adanya pengikisan lapisan tanah yang disebabkan oleh aliran air, anging dan salju. Erosi paling sering terjadi pada lereng-lereng dengan satu kemiringan besar dan dapat menimbulkan kecepatan aliran permukaan yang tinggi.
Akibat erosi, tanah yang asalnya subur dapat menjadi tandus dan tidak dapat ditanami kembali. Pemulihan keadaan tanah yang demikian dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar. Bila tanah yang mengalami erosi cukup parah tidak secepatnya ditanggulangi akan ditumbuhi oleh gulma yang sulit diberantas. Untuk tanah yang mempunyai kemiringan dapat dibuat teras/sengkedan.
Bahaya erosi yang lain adalah dapat mempercepat pendangkalan waduk dan dapat menimbulkan terjadinya entrofikasi. Kedua hal tersebut akan merugikan terhadap fungsi waduk tersebut.

3.Gerakan penghijauan.
Untuk menyelamatkan tanah-tanah yang gundul diadakan reboisasi dan dilakukan penghijauan untuk di daerah percobaan. Dalam melaksanakan kegiatan gerakan penghijauan diperlukan pemilihan bibit yang sesuai dengan kondisi daerahnya masing-masing dan mempunyai syarat klimatologis, edafi, sanitasi dan drainage yang baik.
Di indonesia kegiatan ini dilaksanakan secara rutin yang pusat kegiatannya diatur secara bergantian dengan melibatkan beberapa organisasi formal maupun non formal seperti pemda, tokoh-tokoh masyarakat, dan lain-lain.

Bahaya erosi yang lain adalah dapat mempercepat pendangkalan waduk dan dapat menimbulkan terjadinya entrofikasi. Kedua hal tersebut akan merugikan terhadap fungsi waduk tersebut.

Itulah informasi metode dan tujuan pengawetan tanah. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk anda. Jika anda memiliki artikel buatan anda sendiri dan ingin dibagikan di blog ini, silahkan hubungi melalui  email : komputermesh@gmail.com.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Metode dan Tujuan Pengawetan Tanah