Ciri - Ciri Ekosistem Air Tawar, Air Laut dan Pantai. Pada kesempatan kali ini saya akan menyajikan artikel mengenai ciri - ciri ekosistem air tawar, air laut dan pantai. Untuk informasi selengkapnya langsung saja anda simak uraian berikut ini.
Ciri - Ciri Ekosistem Air Tawar, Air Laut dan Pantai
Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar yang kita jumpai di sungai, kolam, danau dan rawa. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Salinitasnya (kadar garam) rendah, bahkan lebih rendah dari organisma yang hidup di dalamnya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, ada aliran air, dan merupakan prantara habitat laut dan habitat darat. Contoh tumbuhan yang hidup di air tawar : Eceng gondok (Eichhornia crassipes), semanggi (Marsilea crenata), dan paku sampan (Salvinia natans) serta berbagai macam jenis alga.
Hewan yang ada umumnya merupakan perpindahan dari laut ke air tawar atau sebaliknya yang terjadi sepanjang perjalanan evolusi. Ada yang mampu beradaptasi dengan lingkungan payau, dan ada pula yang balik seperti (ikan salem dan ikan sidat), serta ada pula yang menyesuaikan diri dengan habitat darat dan air tawar. Yang hidup dan mampu beradaptasi di air tawar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yaitu dilakukan dengan cara :
- Tidak minum air
- Mengambil air terus-menerus, melalui insang dengan cara osmosis.
- Garam-garam diabsorbsi melalui insang.
- Mengeluarkan banyak urine.
- Tekanan osmosis di luar sel > pada tekanan osmosis di dalam sel.
- Tekanan osmosi urine < dari tekanan osmosis di luar sel.
Baca juga Artikel : Tujuan Pengawetan dan Perlindungan Alam Beserta Manfaatnya
Ekosistem Air Laut.
Merupakan bagian yang terluas yaitu hampir mencapai 2/3 bagian dari muka bumi. Ciri-cirinya :
Kadar mineralnya tinggi, ion klorida (CI-) merupakan bagian ion yang terbanyak (55%).
- Kadar tertinggi terdapat di daerah tropika, sedang pada daerah-daerah yang jauh dari katulistiwa rendah.
- Secara fisik, habitat laut dibagi dalam beberapa wilayah :
a. Secara horizontal (mendatar) pembagian ini disebut pelagik yaitu membagi semua permukaan laut mulai dari yang berbatasan dengan pantai sampai dengan laut lepas, terdiri dari : - Neuritik ; yaitu permukaan air yang dimuali dari pinggir pantai sampai kedalaman 200 meter. – oceanik, yaitu kedalaman laut dari 200 – 10.000 meter.
b. Secara vertikal (berdasarkan kedalaman air laut).
- Litoral, yaitu daerah pasang surut; apabila laut pasang akan tergenang dan sebaliknya apabila laut surut maka tidak tergenang.
- Sublitoral, yaitu daerah mulai dari batas litoral yang terdalam dapat mencapai kedalaman 200 meter.
- Bathyal, yaitu kedalaman dasar laut dari 200 – 4000 meter dan merupakan awal dai daerah afotik, pada daerah tropika mempunyai ciri-ciri; kedalaman 200 – 700m, suhu 100C dan kedalaman 700 – 4.000 m, suhu 40C.
- Abysal, yaitu kedalaman dasar laut yang berkisar antara 4.000 – 6.000 meter.
- Hadal, yaitu kedalaman dasar laut dari 6.000 – 10.000 meter.
Sehingga berdasarkan intensitas cahayanya terbagi menjadi dua daerah, fotik dan afotik.
- Fotik, daerah yang cukup mendapat intensitas cahaya, terdapat di daerah-daerah pasang surut, neuritik dan litoral.
- Afotik, daerah yang kurang / tidak mendapat cahaya.
Pada daerah batas antara daerah fotik dan afotik kita temukan daerah termoklin, kedua lapisan tersebut sulit bercampur karena berat jenis cairan pada daerah fotik lebih kecil dan cairan pada daerah afotik.
Ekosistem Pantai
Merupakan ekosistem daratan, umumnya merupakan rawa yang berbatasan langsung dengan laut. Tumbuhan yang hidup di daerah ini umumnya mempunyai mempunyai sifat-sifat yang khusus, diantarannya : Menjalar dengan geragih yang panjangnya sampai kurang lebih 40 m, berakar besar dan panjang, dan akarnya biasa disebut akar tunjang (akar hawa) mempunyai sifat geotropisma – (negatif).
Formasinya dibedakan menjadi :
- Formasi Pes-caprae, biasanya terletak di daerah berpasir, berbatasan langsung dengan laut, dicirikan oleh tumbuhanya Ipomea Pes-caprae (telapak kambing) sebagai tumbuhan penyusun yang paling dominan, diselingi dengan Spinifex littoreus (rumput angin).
- Formasi Baringtonia, terletak lebih jauh dari garis pantai, umumnya terdapat setelah formasi Pes-caprae. Ditandai dengan tumbuhnya pohon Baringtonia (keben, butun) dan Terminalia (ketapang) yang bersifat dominan, diselingi oleh Pandanus tectorius (pandan pantai). Dan Crinum asiaticum (bakung pantai).
- Formasi bakau, terdapat di daerah passang surut, dengan linkungan yang khas, yakni kekurangan O2 karena daerahnya berawa, sehingga mempunyai sistem perakaran yang disesuaikan untuk mendapat O2 bebas dari udara, yaitu akar hawa yang mempunyai geotropisma negatif.